Relasi Makna dalam Bahasa Serawai Dialek ‘AU’ (Sinonim, Antonim, Dan Homonim) di Desa Pasar Pino Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan

Authors

  • Zelvia Anggraini Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu
  • Ali Akbarjono Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu
  • Meddyan Heriadi Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

DOI:

https://doi.org/10.55583/jkip.v5i3.1075

Keywords:

Semantics, Meaning Relations, Synonyms, Antonyms, Homonyms

Abstract

Serawai language is an important cultural heritage for the Serawai tribe, but its use has declined among the younger generation due to the influence of globalization. This study aims to explore and describe the form of synonym, antonym, and homonym meaning relations in the Serawai language dialect "AU" spoken in Pasar Pino Village, Pino Raya District, South Bengkulu Regency. The method used is a descriptive qualitative approach, with data collection through direct observation and interviews with members of the local indigenous community. The results of the study showed that there were 40 synonym relations, 33 antonym relations, and 30 homonym relations that provided an in-depth picture of the richness of the Serawai language vocabulary. To support language preservation, it is recommended that the community and government hold educational programs and cultural activities, such as language festivals and workshops, to raise awareness of the importance of using Serawai language among the younger generation. These findings are expected to make a significant contribution to the linguistic understanding of the Serawai language and support efforts to preserve regional languages ​​in South Bengkulu Regency.

References

Andestend, & others. (2024). Serawai sebagai bahasa minoritas: Sebuah kajian ekolinguistik dalam pembelajaran dan pemertahanan. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 7(2).

Arikunto, S. (2002). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aritonang, B. (2021). Penggunaan bahasa daerah generasi muda Provinsi Maluku Utara dalam ranah ketetanggaan dan pendidikan. Tuahtalino, 15(2).

Asrif. (2010). Pembinaan dan pengembangan bahasa daerah dalam memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. Mabasan, 4(1).

Chaer, A. (2015). Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2018). Pengantar semantik bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Daeng, K. (2015). Sintaksis bahasa Makassar. Makassar: Badan Penerbit UNM Makassar.

Dia, E. E., & others. (2021). Analisis relasi makna yang terdapat dalam novel Hujan karya Tere Liye. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3).

Fitria, M. (2022). Analisis relasi makna (sinonim dan antonim) bahasa Kerinci dialek Tebing Tinggi Kecamatan Danau Kerinci (Undergraduate thesis). Universitas Jambi.

Gustina, L. (2018). Variasi fonologis, morfologis, dan leksikal bahasa Serawai yang digunakan oleh penutur asal Minangkabau dan penutur asli di Kota Manna, Bengkulu Selatan (Doctoral dissertation). Universitas Andalas, Padang.

Hadi, S., & others. (2016). Pendidikan bahasa dan sastra sebagai media revolusi mental generasi masa depan. Surabaya: Appi-Bastra.

Hastati, A., & others. (2019). Relasi makna bahasa Indonesia pada website Liputan 6 berjudul "Mengenal Ayu Kartika Dewi Lulusan Unair Menjadi Staf Khusus Jokowi". In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia II.

Hidayat, A., & others. (2019). Eksistensi bahasa Serawai di tengah laju modernisasi. Jurnal Ilmiah Penalaran dan Penelitian Mahasiswa, 3(2).

Kridalaksana, H. (1993). Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia.

Milenia, F., & others. (2024). Toponimi desa-desa di Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal Ilmiah Korpus, 8(1).

Nanda, & Reniwati. (2009). Dialektologi: Teori dan metode. Yogyakarta: Elmatera Publishing.

Narbuko, C., & Achmadi, A. (2003). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nilawati. (2018). Relasi makna (sinonim, antonim, dan homonim) dalam bahasa Makassar dialek Lakiung di Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar (Undergraduate thesis). Universitas Muhammadiyah Makassar.

Nurfidaris. (2021). Sinonim bahasa Bima dalam tuturan masyarakat "Sie": Kajian semantik (Undergraduate thesis). Universitas Muhammadiyah Mataram.

Pateda, M. (2010). Semantik leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Pebriwati, Y., & others. (2022). Relasi makna bahasa Dayak Ribun dialek Simpang di Desa Kualan Hilir, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang (Doctoral dissertation). IKIP PGRI Pontianak.

Prasetyo, R. H. (2023). Relasi makna homonimi bahasa Madura di Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan (Undergraduate thesis). Institut Agama Islam Negeri Madura.

Rahmadi. (2011). Pengantar metodologi penelitian. Banjarmasin: Antasari Press.

Sibuea, P., & others. (2021). Analisis relasi makna dalam bahasa Mandailing. Jurnal Nakula: Pusat Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Ilmu Sosial, 2(5).

Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Suhardi. (2020). Dasar-dasar ilmu semantik. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

Tambunan, T. B., & others. (2013). Relasi semantik kata dalam bahasa Melayu dialek Sekadau. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2(2).

Tarigan, H. (2009). Pengajaran semantik. Bandung: Angkasa.

Verhaar. (2010). Asas-asas linguistik umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Widianto, E. (2018). Pemertahanan bahasa daerah melalui pembelajaran dan kegiatan sekolah. Kredo: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 1(2).

Wijana, & Rohmadi. (2011). Teori dan analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Downloads

Published

2024-11-24

How to Cite

Anggraini, Z., Akbarjono, A., & Heriadi, M. (2024). Relasi Makna dalam Bahasa Serawai Dialek ‘AU’ (Sinonim, Antonim, Dan Homonim) di Desa Pasar Pino Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP), 5(3), 555-563. https://doi.org/10.55583/jkip.v5i3.1075